Beban mati adalah semua beban tetap
yang berasal dari berat sendiri jembatan ataupun bagian-bagian jembatan yang
ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan
tetap dengannya.Beban mati terdiri dari beban mati primer dan beban mati
sekunder.
a.
Beban mati primer
Beban
mati primer
merupakan semua beban
tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang
ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan
tetap dengannya. Adapun nilai berat isi untuk beban mati primer dapat dilihat
pada tabel 2.2 berikut ini.
Tabel
2.1 Nilai
berat isi untuk beban mati (Kg/m3)
No
|
Bahan
|
Berat/Satuan Isi
(kN/m³)
|
Kecepatan Masa (kg/m³)
|
|
1
|
Aspal
|
22.00
|
2240
|
|
2
|
Beton Ringan
|
18.80-19.60
|
1250-2000
|
|
3
|
Beton
|
22.00-25.00
|
2240-2560
|
|
4
|
Beton Prategang
|
25.00-26.00
|
2560-2640
|
|
5
|
Beton Bertulang
|
23.50-25.50
|
2400-2600
|
|
6
|
Baja
|
77.00
|
7850
|
|
7
|
Air Murni
|
9.80
|
1000
|
Sumber: RSNI
T – 02 – 2005
b.
Beban
mati sekunder
Beban mati sekunder adalah
beban mati yang terdiri dari berat kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-lain
yang dipasang setelah pelat di cor. Beban tersebut dianggap terbagi merata di
seluruh gelagar.
1. Beban trotoar
Beban hidup yang bekerja pada trotoar adalah beban yang
langsung memikul pejalan kaki. Beban ini direncanakan sebesar 5 kPa. Apabila
trotoar memungkinkan digunakan untuk kendaraan ringan atau ternak, maka trotoar
harus direncanakan untuk bisa memikul beban hidup terpusat sebesar 20 kN.
2. Beban Kerb
Kerb yang terdapat pada tepi-tepi lantai kendaraan harus
diperhitungkan untuk dapat menahan beban tumbukan arah menyilang sebesar 15 kn/m.
3. Beban Sandaran
Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoar harus
diperhitungkan untuk menahan beban dalam arah menyilang dan vertical sebesar 0.75 kN/m.
No comments:
Post a Comment